Pertama Di Dunia, Batik Al Quran Perkuat Khasanah Syiar Islam

Mimik wajah M Taufan terlihat serius mengamati satu persatu huruf arab di atas lembaran kain mori berwarna putih di hadapannya.

Pemuda berwajah tampan itu sesekali menuliskan tasykil (tanda baca) yang kurang, atau tasydid (tanda baca berbentuk w) yang kurang tebal dengan pensil 2B. Ia juga memalingkan pandanganya ke Alquran kecil, dan mencocokkanya dengan tulisan Arab di kain mori tersebut.

M Taufan diamanahi tugas mengkoreksi tulisan Arab agar tidak salah. Seleksi pertama dilakukan saat tulisan Arab ini disetorkan rekannya yang bertugas dalam proses pengeblatan. Setelah kain berlafalkan ayat suci itu selesai dikoreksi.

Pekerja pembatik yang giliran menyelesaikan tugasnya untuk membatik. Hasil dari pembatikan ini tidak serta merta usai, setelah dikeringkan, proses koreksi dimulai lagi. Bila ada tanda baca yang lupa dibatik harus dilengkapi lagi. Seluruh proses pengerjaan batik Alquran sementara dikerjakan di Batik Mahkota Laweyan, Solo.

Menurut pemilik Batik Mahkota Laweyan, Alpha Fabela Priyatmono, pembuatan batik Alquran, khususnya proses koreksi terbilang pekerjaan berat. Majelis Ulama Indonesia sudah menggariskan, batik Alquran harus ditulis dengan benar tidak boleh salah sama sekali.

Selain itu MUI melarang batik Alquran sebagai bahan sandang. “Tahapan koreksi harus dilalui secara cermat, satu demi satu sebanyak dua kali. Kesulitan batik Alquran memang pada tahap menulis huruf Arab, mengkoreksi dan membatik, pemula bisa memperhatikannya di sini,” kata Alpha Fabela yang juga ketua paguyuban Kampung Batik Laweyan Solo ini kepada suaramerdeka.com.

Alpha menuturkan, saat ini para pekerjanya yang mendahului membuat karya seni batik Alquran ini. Setelah proyek ini usai, selanjutnya program bekerja sama dengan Yayasan Yasin Amal dan Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan ini, akan diluncurkan ke publik.

[beritaislam24h.com / smc]