Rakyat Miskin Di Jakarta Semakin Meningkat Tajam, Pendukung Ahok Baca Pesan Penting ini !!
Reportaseterkini.net - Dari indikator kemampuan mengurangi jumlah rakyat miskin DKI, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah gagal. Jumlah rakyat miskin DKI meningkat terus menerus dari tahun ke tahun. Kegagalan Ahok mengurus urus rakyat miskin itu bisa jadi alasan rakyat menilai Ahok tidak layak untuk terus jadi Gubernur DKI.
Kesimpulan itu disampaikan Ketua Network for South East Asian Studies (NSEAS), Muchtar Effendi Harahap (13/06).
“DPRD DKI Jakarta memberikan raport merah kepada Pemerintahan Ahok. Salah satunya, kenaikan angka kemiskinan dari 371 ribu pada tahun 2013 meningkat menjadi 412 ribu pada tahun 2014,” ungkap Muchtar Effendi .
Menurut Muchtar, sumber resmi lain menunjukkan, jumlah rakyat miskin DKI tahun 2012 sebanyak 363.200 orang, tahun 2015 menjadi 398,920 orang atau meningkat 9,83 persen. Sementara Indeks Kedalaman Kemiskinan meningkat tajam antara tahun 2014 ke tahun 2015 dari 0,39 ke 0,52.
“Data resmi lain juga menegaskan, rakyat miskin DKI kian meningkat. Jumlah rakyat miskin Maret 2014 sebesar 393,98 ribu orang, dibanding Maret 2015(398,92 ribu orang), meningkat 4,94 ribu. Garis kemiskinan (GK) Maret 2015 sebesar Rp. 487.388 per kapita, lebih tinggi dari garis KemiskinanSeptember 2014 sebesar Rp. 459,560 per kapita per bulan,” ungkap Muchtar.
Muchtar mengatakan, yang paling parah adalah Indeks Keparahan Kemiskinan DKI meningkat dari 0,7 pada tahun 2014 menjadi 0,10 pada 2015. Jika dibandingkan dengan Maret 2014 Indeks Kedalaman Kemiskinan maupun Indeks Keparahan kemiskinan DKI mengalami peningkatan.
“Indeks Kedalaman Kemiskinan naik sebesar 0,130 pin dari 0,387 pada Maret 2014 menjadi 0,517 pada Maret 2015. Begitu juga dengan Indeks Keparahan kemiskinan naik sebesar 0,035 poin, yaitu dari 0,069 pada Maret 2014 menjadi 0,104 pada September 2015,” jelas Muchtar.
Lebih lanjut Muchtar meminta para pendukung “buta” Ahok perlu memahami dengan jernih hati dan pikiran tentang “realitas obyektif” bahwa Ahok gagal atau tak mampu mengurangi rakyat miskin DKI ini.
Sumber : pos-metro.com
Kesimpulan itu disampaikan Ketua Network for South East Asian Studies (NSEAS), Muchtar Effendi Harahap (13/06).
“DPRD DKI Jakarta memberikan raport merah kepada Pemerintahan Ahok. Salah satunya, kenaikan angka kemiskinan dari 371 ribu pada tahun 2013 meningkat menjadi 412 ribu pada tahun 2014,” ungkap Muchtar Effendi .
Menurut Muchtar, sumber resmi lain menunjukkan, jumlah rakyat miskin DKI tahun 2012 sebanyak 363.200 orang, tahun 2015 menjadi 398,920 orang atau meningkat 9,83 persen. Sementara Indeks Kedalaman Kemiskinan meningkat tajam antara tahun 2014 ke tahun 2015 dari 0,39 ke 0,52.
“Data resmi lain juga menegaskan, rakyat miskin DKI kian meningkat. Jumlah rakyat miskin Maret 2014 sebesar 393,98 ribu orang, dibanding Maret 2015(398,92 ribu orang), meningkat 4,94 ribu. Garis kemiskinan (GK) Maret 2015 sebesar Rp. 487.388 per kapita, lebih tinggi dari garis KemiskinanSeptember 2014 sebesar Rp. 459,560 per kapita per bulan,” ungkap Muchtar.
Muchtar mengatakan, yang paling parah adalah Indeks Keparahan Kemiskinan DKI meningkat dari 0,7 pada tahun 2014 menjadi 0,10 pada 2015. Jika dibandingkan dengan Maret 2014 Indeks Kedalaman Kemiskinan maupun Indeks Keparahan kemiskinan DKI mengalami peningkatan.
“Indeks Kedalaman Kemiskinan naik sebesar 0,130 pin dari 0,387 pada Maret 2014 menjadi 0,517 pada Maret 2015. Begitu juga dengan Indeks Keparahan kemiskinan naik sebesar 0,035 poin, yaitu dari 0,069 pada Maret 2014 menjadi 0,104 pada September 2015,” jelas Muchtar.
Lebih lanjut Muchtar meminta para pendukung “buta” Ahok perlu memahami dengan jernih hati dan pikiran tentang “realitas obyektif” bahwa Ahok gagal atau tak mampu mengurangi rakyat miskin DKI ini.
Sumber : pos-metro.com
Komentar
Posting Komentar